Jumat, 28 Oktober 2011

JOKI CILIK ITU BERNAMA ARIS


Terlahir dari keluarga yang hidup dengan sederhana 9 tahun silam, Aris seolah mendapatkan “Warisan” dari keluarga yang cinta Tradisi Pacuan Kuda dengan melakoni peran sebagai “Joki Cilik”. Betapa tidak, bapaknya adalah mantan “Joki Cilik”. Bermodal keberanian, kecintaan serta hobby, Aris (9)mengggeluti perannya sebagai ”Joki Cilik” Pacuan Kuda Bima yang sarat budaya dan tradisi. Peran ini dijalani Aris sejak usia TK hingga sekarang (Kelas III Sekolah Dasar), tekad yang kuat dan rasa cintanya akan tradisi serta budaya turut berperan dalam pilihannya sebagai “Joki Cilik”.
Aris tidak sendirian dalam menjalankan perannya sebagai “Joki Cilik”, dikarenakan Tradisi Pacuan Kuda Bima mengharuskan jokinya anak-anak seusia Aris, bahkan ada yang lebih muda dari Aris.   
Seperti kebanyakan anak se-usia-nya yang begitu polos. Aris- pun demikian, saat menunggu “Race” yang membawanya di atas kuda tunggangan, ia berkesempatan bercanda sekedar bersenda gurau bersama kawan-kawan “Joki Cilik” lainnya. Menatap raut wajahnya terlihat dengan jelas kepolosan dan keceriaan layaknya anak seusianya.
Saat yang dinanti segera tiba, kini giliran Aris berlaga di arena bersama kuda pacuannya, gambaran tradisi, ritual serta do’a dan harapan tercermin dalam wajah setiap langkahnya menuju garis start yang telah menunggu kuda tunggangan yang selang beberapa saat akan menyatu bersamanya untuk menjadi yang tercepat. Tak pelak saat juri star mengangkat bendera pertanda drama pertarungan sejati akan berlangsung di arena, sorak dan teriakan pembakar semangat seolah member nuansa lain bagi penunggung kuda pacuan. Kepolosan dan keceriaan sontak hilang dalam diri Aris kala berada di atas kuda tunggangan dalam arena Pacuan Kuda yang sarat emosi dan drama. Ekspresi serta kebulatan tekad untuk menjadi yang tercepat terus berpacu dengan detak jantung yang begitu bergelora, seakan akan terpuaskan bila mencapai garis finis dan menjadi yang tercepat diantara “Joki Cilik” lainnya.
Kebanggaan menjadi yang tercepat adalah sebuah nilai yang di dapat. Mendapatinya adalah harga yang pantas menilik besarnya pengorbanan, kuatnya tekad dan sandaran jiwa yang terpuaskan oleh kecintaan.
Bagi Aris, tiap race yang telah terlewati selalu member nilai yang berbeda, selalu memiliki tantangan yang berbeda. Selalu menjadi race menentukan, sekali tergelincir menjadi akhir dari semuanya, sejauh mana ia mampu melewati race-race berikutnya yang tentu akan semakin berat dengan tingkat persaingan dan kesulitan yang kian meningkat ?.
Harapan akan menjadi yang tercepat dan terbaik adalah pengukuhan rasa cinta dan kebulatan tekad untuk terus berada di atas kuda tunggangan setiap race yang akan dilakoninya.
“setengah hari bersama Aris tidak cukup memberi kami kesan yang terasa cocok untuk menggambarkan nilai, rasa dan harapan akan “Joki Cilik”. Apapun itu cukup bagi kami merasakan nilai, rasa dan besarnya pengorbanan yang menjadi taruhan bagi “Joki Cilik” dalam mengarungi arena balapan Pacuan Kuda Bima.


Jumat, 09 September 2011

Kabupaten Bima

People
wera
Wera
Wera
Wera
Pelabuhan Sape
Dermaga Pelabuhan Sape
Bajo Pulo - Sape

Kota Bima

Raba - Bima
Bima dari atas lawata
Dermaga Amahami
Amahami dari atas
ASI MBOJO (Museum Bima)
 Pantai Ule
Patung Nelayan (Tmana Ria)